Cerita dimulai dari Ivan semasa kecil, bagaimana kuatnya dogma agama yang ia terima. Sampai ke masa pertentangan nilainya di usia remaja, hingga perkenalannya dengan drugs. Hingga dimulainya konflik batin yang menghantuinya, setelah kematian sang ayah. Tekadnya untuk menjadi seorang rockstar bersama band yang ia dirikan, Burger Kill. Lalu sampai saat dimana penyakit misterius mulai mennggerogoti dirinya yang akhirnya mencabut nyawanya, hingga akhir hayat tidak diketahui penyebabnya.
Ivan, lekat dengan ikon ciptaannya di atas panggung: Scumbag. Si hardcore ugal - ugalan dengan kemampuan vokal unik nan gahar. Bertarung dengan kerasnya hidup dan konflik batinnya. Cita - citanya yang tulus dan mungkin terdengar naif, namun begitu jujur membawa kita ke perjalanan panjangnya menyusuri panggung demi panggung, jalanan Ujung Berung hingga Purnawarman bahkan lebih jauh lagi, kisah cinta yang terus berkelana, dan usaha bertahan hidup yang luar biasa.
Biografi ini sangat personal-emosional, mengingat buku ini ditulis oleh sahabat terdekatnya. Disusun dari diary Ivan sendiri, kenangan masing - masing tokoh yang terlibat di dalamnya, serta curhatan Ivan kepada Kimung. Perbincangan dalam bahasa Sunda dibiarkan apa adanya dengan menyertakan translasi di bagian catatan kaki, semakin menambah kesan lokal dan ‘dekat’ dengan keseharian. Ada pesan - pesan yang agak subliminal di dalamnya, terkait nilai namun diserahkan kepada pembaca dalam intepretasinya. Sebuah harapan akan sesuatu yang lebih baik tanpa menjadi dogmatis atau menggurui.
Kalau kamu tertarik dengan cerita berdirinya sebuah band sekaliber Burger Kill, awal berdirinya scene underground Bandung di tahun 90-an, serta perjalanan Ivan Scumbag di luar sosok panggungnya, maka buku ini sebaiknya kamu baca.